E-book Motivasi
Link PTP Nusantara
E-Book Umum
- Mencerdasi bencana: banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, gunung api, kebakaran
- Menerjang harapan: dari Jakarta menuju Gedung Putih Oleh Barack Obama
- Barack Hussein Obama Kandidat Presiden Amerika yang punya Muslim Connection
- DREAMS FROM MY FATHER: Pergulatan Hidup Obama
- Ketekunan dan Hati Putih: Barack Obama
- Obama- tentang Israel- Islam- dan Amerika
- Jangan bunuh Obama
- Menelusuri jejak Barack Obama di Jakarta- detikcom files
- Kebijakan dalam 1001 pantun
- Di Jamuan Cinta-Mu di Arafah
- Antar aku ke tanah suci- panduan mudah haji- umrah- dan ziarah
- Buku pintar calon haji
- Dai muda di New York City
- Cara Mudah Mengarang Cerita Anak
- Ekspedisi bengawan Solo: laporan jurnalistik Kompas : kehancuran peradaban sungai bes
- Buku Pintar Membangun Rumah
- Ensiklopedia Mini
- Seri Ayo Berkreasi: Menggambar Kartun
- Google : Mesin Pencari yang Ditakuti Microsoft
- 60 Cara Pengembangan Diri
- Financial Revolution/HC/SC
- Sales Kaya Sales Miskin
- Ide Gila Marketing Tung Desem Waringin
- Saat bioskop jadi majelis taklim
Labels
- Fadhil Fraya (92)
- Kampus STIPAP Medan (10)
Download Novel
- Karenamu aku cemburu- curahan hati seorang istri
- Ketika -Aa- menikah lagi
- Kisah Seru Pengantin Baru
- La Tahzan for Broken Hearted Muslimah
- La Tahzan For Mothers
- Runtuhnya menara azan
- The Real Dezperate Housewives
- Cinta-Mu seluas samudra
- Labirin Lazuardi- Volume 3
- Ramayana Mahabarata
- Samurai
- Cinta Sang Ratu
- The Sacred Romance of King Sulaiman and Queen Sheba
- The Bourne Supremacy
- Ger-geran Bersama Gus Dur
- Tangisan Di Tengah Gurun
Welcome To Blog Library STIPAP Medan
Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Library Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan
LIBRARY AWARDS 2014
Perpustakaan Terbaik 2013
Selasa, 20 November 2012
Kenangan Itu Bernama Ibu
di
10.24
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
Berat hatiku menulis puisi tentang Ibu, karena aku pasti akan mulai menangis. Kenangan tentang Ibu terlalu indah dan tak kan bisa terwakili oleh kata-kata sepuitis apapun.
Ketika Dia Sudah Tua
di
10.15
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
Ketika Dia Sudah Tua, bukanlah dia yang dulu.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadapnya.
Ketika pakaiannya kotor karena makanan, ketika dia lupa cara memakai pakaian, ingatlah bagaimana dia dahulu mengajarimu.
Ketika dia berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan
kau dengar, bersabarlah mendengarkannya, ketika kau kecil, dia harus
mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali diceritakan agar kau
tertidur.
Ketika dia memerlukanmu untuk membantunya, jangan marah padanya,
ingatlah sewaktu kecil, ia harus memakai segala cara untuk membantumu.
Ketika dia tak paham dengan hal-hal yang baru, jangan menertawakannya,
pikirkan bagaimana dulu dia begitu sabar menjawab setiap "MENGAPA"
darimu.
Ketika dia tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk
memapahnya, seperti dia memapahmu saat kau belajar berjalan.
Ketika dia lupa akan apa yang dibicarakan, berilah dia waktu untuk mengingatnya.
Sebenarnya baginya, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disampingnya mendengarkannya, dia sudah puas.
Ketika kau memandangnya yang mulai menua, janganlah bersedih.
Mengertilah, dukunglah dia seperti dia menghadapimu ketika kau mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu dia memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temanilah dirinya menjalankan sisa hidupnya.
Beri dia cinta dan kesabaranmu, dia akan memberikan senyuman yang
tulus, dalam senyum itu terdapat cinta yang tak terhingga untukmu.
Renungan seorang anak untuk Ibu
di
10.12
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
Mari kita renungkan bersama..
Kenanglah IBU yang menyayangi kita,
untuk IBU yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi...
Ingatkah kita ketika IBU rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuh kita...
Ingatkah kita ketika jemari IBU mengusap lembut kepala kita??
dan ingatkah kita ketika airmata menetes dari mata IBU kita,
Ketika melihat kita terbaring sakit..
Sesekali jenguklah IBU kita yang selalu menantikan kepulangan kita di rumah tempat kita dilahirkan..
Kembalilah minta maaf pada IBU yang selalu rindu akan senyum kita..
Jangan biarkan kita kehilangan saat-saat yang akan kita rindukan di masa datang ketika IBU telah tiada...
Tak ada lagi yg berdiri di depan pintu menyambut kita.
Tak ada lagi senyum indah..tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya..
Yang ada hanyalah baju yang tergantung di lemari kamarnya..
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akan kita disetiap hembusan nafasnya.
Kembalilah segera....
Peluklah IBU yang selalu menyayangi kita..
Ciumlah kaki IBU..
Yang selalu merindukan kita.
Dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya...
dan jika ibu mu sudah di surga,
Kenanglah semua cinta & kasih sayangnya... berdoalah agar dia tersenyum di surga sana...
IBU...
Maafkan aku...
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas...
Wahai sobat yang berbakti berikanlah yang terbaik buat IBU mu..
Baik atau buruk,cantik atau jelek..
Ia tetap IBU kita..
Sukses buat kita semua...
"BANTU ADMIN NGE-SHARE CERITA INI KEPADA ORANG LAIN BISA MELALUI FB ATAU APAPUN, AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA"
Kenanglah IBU yang menyayangi kita,
untuk IBU yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi...
Ingatkah kita ketika IBU rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuh kita...
Ingatkah kita ketika jemari IBU mengusap lembut kepala kita??
dan ingatkah kita ketika airmata menetes dari mata IBU kita,
Ketika melihat kita terbaring sakit..
Sesekali jenguklah IBU kita yang selalu menantikan kepulangan kita di rumah tempat kita dilahirkan..
Kembalilah minta maaf pada IBU yang selalu rindu akan senyum kita..
Jangan biarkan kita kehilangan saat-saat yang akan kita rindukan di masa datang ketika IBU telah tiada...
Tak ada lagi yg berdiri di depan pintu menyambut kita.
Tak ada lagi senyum indah..tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya..
Yang ada hanyalah baju yang tergantung di lemari kamarnya..
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akan kita disetiap hembusan nafasnya.
Kembalilah segera....
Peluklah IBU yang selalu menyayangi kita..
Ciumlah kaki IBU..
Yang selalu merindukan kita.
Dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya...
dan jika ibu mu sudah di surga,
Kenanglah semua cinta & kasih sayangnya... berdoalah agar dia tersenyum di surga sana...
IBU...
Maafkan aku...
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas...
Wahai sobat yang berbakti berikanlah yang terbaik buat IBU mu..
Baik atau buruk,cantik atau jelek..
Ia tetap IBU kita..
Sukses buat kita semua...
"BANTU ADMIN NGE-SHARE CERITA INI KEPADA ORANG LAIN BISA MELALUI FB ATAU APAPUN, AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA"
Ayah Jangan Menangis
di
09.56
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
"Ketika kamu menjadi laki-laki dewasa....
dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
AYAH harus melepasmu..
Tahukah kamu bahwa badan AYAH terasa kaku untuk memelukmu?
AYAH hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal AYAH ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang AYAH lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya,dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik nak..”
AYAH melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah AYAH .
AYAH pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan baru,
dan AYAH tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut AYAH adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin AYAH , Ia sangat ingin mengatakan "Iya mas, nanti AYAH belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu AYAH merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
AYAH adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. AYAH akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat
"putra kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Taukah kamu,saat tiba waktumu merajut keluarga baru dan lepas dari tanggung jawab ayahmu,
Dia adalah orang pertama yang merasa lega bahagia dan bangga..
Dan akhirnya....
Saat AYAH melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang wanita yang di anggapnya pantas mendampingimu,
AYAH pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu AYAH pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
AYAH menangis karena AYAH sangat berbahagia, kemudian AYAH berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, AYAH berkata:
"Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putra kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi laki-laki yang sukses dan berwibawa. Bahagiakanlah ia bersama istrinya"
Setelah itu AYAH hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk.
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. AYAH telah menyelesaikan tugasnya.
AYAH kita adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat.
bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal"
Izinkan Aku Mencintaimu Ibu
di
09.50
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
Izinkan Aku Menciummu Ibu ~ Beberapa waktu yang lalu Blog Library STIPAP pernah share sebuah artikel tentang IBU yang mengisahkan cinta abadi seorang ibu terhadap anaknya. Nah, pada
kesempatan kali ini saya akan share sebuah cerita cinta seorang ibu juga
tetapi dengan cerita yang berbeda. Semoga setelah menyimak cerita ini
kalian bisa mengambil banyak pelajaran penting, sehingga kalian menjadi
lebih tahu betapa pentingnya peran seorang ibu terhadap hidup kalian nanti.
Sewaktu masih kecil, aku sering
merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan
tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore.
Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum
ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak
mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis
makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan
makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang
diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu
bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku
mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan
menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan
pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu,
karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang
dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk
sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam
kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela
kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk
pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik,
atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku
senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku
malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian.
Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan
pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa,
aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja,
aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang
kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan
seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya
agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang,
sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak
pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk
membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia
pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya.
Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan
kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku
terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku
menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai
memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh
berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali
menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti
apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku
dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan
keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku
mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti
apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar
sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap
sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih.
Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia
menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati,
memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya
begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai
akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat
itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan
hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan
urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai
kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada
suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh,
kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman
uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu.
Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu
kepadaku.
Jumat, 16 November 2012
Saat Kenyataan Tak Sesuai Dengan Keinginan
di
11.49
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
Dalam menjalani hidup ini, tidak selama nya semua keinginan kita bisa
kita dapatkan dengan mudah. Kadangkala apa yang kita inginkan harus
benar-benar berusaha untuk kita gapai. bahkan kadang-kadang apa yang
kita inginkan, yang menjadi kenyataan malah berkebalikan dengan
keinginan kita tersebut.
Berikut ini adalah 3 tips yang dapat kita lakukan ketika apa yang kita inginkan berkebalikan dengan kenyataan yang ada.
1. Berpikirlah ini yang terbaik untuk kita Saat kenyataan yang kita peroleh tidak sama dengan keinginan dalam pikiran kita, kita harus yakin bahwa inilah hal yang paling baik untuk kita. Kita tidak akan pernah tahu alur cerita yang telah ditetapkan oleh sang mahakuasa. Karena, segala sesuatu yang menurut pikiran kita baik, boleh jadi justru sebaliknya di mata allah. Kita harus selalu berpikir positif atas apapun yang sedang terjadi menimpa kita. Jangan biarkan satu kegagalan membuat semua impian kita yang lebih besar menjadi hilang. apalagi sampai membuat rasa frustasi yang berlarut-larut.
2. Bergerak fleksibel Bergerak fleksibel, mengapa harus bergerak fleksibel ? Analogi nya seperti ini, ketika ada badai dan angin topan besar menerjang, tak jarang ada pohon yang memiliki batang yang sangat besar, akar-akar yang besar menjalar di tanah, malah tumbang. Seharusnya tidak tumbang kan, karena pohon tersebut memiliki batang dan akar yang besar. Lalu kenapa bisa tumbang? karena mereka justru tidak kuat menahan beban berat yang ia pikul. Namun cobalah lihat bambu, Karena batangnya yang lentur alias fleksibel, maka bambu dapat bergerak bebas mengikuti arah, dan jarang sekali tumbang Nah, mungkin kita juga seperti itu, Jika kita bertindak dan berpikir dinamis dan juga fleksibel, maka kita akan bisa lebih tahan dalam menghadapi segala macam rintangan dan masalah yang datang menghampiri kita.
3. Siapkan mental pemenang Akan lebih baik jika kemenangan itu kita dapatkan setahap demi setahap. Banyak orang sukses, tapi kemudian mereka terjatuh. Ada yang bangkit lagi, ada yang tidak. Liku hidup setiap manusia tidak sama. Tapi ingatlah satu hal bahwa kesempatan untuk mengagapai apa yang sebenarnya kita inginkan selalu terbuka lebar bagi siapa saja tanpa terkecuali. Saat kita memperoleh kegagalan dalam menggapai keinginan, ada baiknya kita instropeksi diri daripada menyalahkan takdir. Siapa tahu kita memang belum siap untuk menggapai apa yang kita inginkan. Bisa jadi apa yang kita inginkan tersebut hanya akan membuat kita menjadi sombong, dan karena saking sayang nya allah kepada hamba –Nya, Ia tidak mau hamba –Nya berbuat dosa Demikianlah beberapa tips yang bisa kita lakukan ketika kenyataan hidup kita tidak sesuai dengan keinginan kita. intinya semua yang menimpa kita sudah menjadi rencana allah yang kita tidak tahu akhirnya. Oleh karena itu, kita sekali-kali jangan menyalahkan apapun dan siapa pun kalau kita memperoleh kegagalan dalam menggapai keinginan. Allah mungkin mempunyai rencana yang lebih hebat dibalik kegagalan tersebut. semoga bermanfaat, amin.
1. Berpikirlah ini yang terbaik untuk kita Saat kenyataan yang kita peroleh tidak sama dengan keinginan dalam pikiran kita, kita harus yakin bahwa inilah hal yang paling baik untuk kita. Kita tidak akan pernah tahu alur cerita yang telah ditetapkan oleh sang mahakuasa. Karena, segala sesuatu yang menurut pikiran kita baik, boleh jadi justru sebaliknya di mata allah. Kita harus selalu berpikir positif atas apapun yang sedang terjadi menimpa kita. Jangan biarkan satu kegagalan membuat semua impian kita yang lebih besar menjadi hilang. apalagi sampai membuat rasa frustasi yang berlarut-larut.
2. Bergerak fleksibel Bergerak fleksibel, mengapa harus bergerak fleksibel ? Analogi nya seperti ini, ketika ada badai dan angin topan besar menerjang, tak jarang ada pohon yang memiliki batang yang sangat besar, akar-akar yang besar menjalar di tanah, malah tumbang. Seharusnya tidak tumbang kan, karena pohon tersebut memiliki batang dan akar yang besar. Lalu kenapa bisa tumbang? karena mereka justru tidak kuat menahan beban berat yang ia pikul. Namun cobalah lihat bambu, Karena batangnya yang lentur alias fleksibel, maka bambu dapat bergerak bebas mengikuti arah, dan jarang sekali tumbang Nah, mungkin kita juga seperti itu, Jika kita bertindak dan berpikir dinamis dan juga fleksibel, maka kita akan bisa lebih tahan dalam menghadapi segala macam rintangan dan masalah yang datang menghampiri kita.
3. Siapkan mental pemenang Akan lebih baik jika kemenangan itu kita dapatkan setahap demi setahap. Banyak orang sukses, tapi kemudian mereka terjatuh. Ada yang bangkit lagi, ada yang tidak. Liku hidup setiap manusia tidak sama. Tapi ingatlah satu hal bahwa kesempatan untuk mengagapai apa yang sebenarnya kita inginkan selalu terbuka lebar bagi siapa saja tanpa terkecuali. Saat kita memperoleh kegagalan dalam menggapai keinginan, ada baiknya kita instropeksi diri daripada menyalahkan takdir. Siapa tahu kita memang belum siap untuk menggapai apa yang kita inginkan. Bisa jadi apa yang kita inginkan tersebut hanya akan membuat kita menjadi sombong, dan karena saking sayang nya allah kepada hamba –Nya, Ia tidak mau hamba –Nya berbuat dosa Demikianlah beberapa tips yang bisa kita lakukan ketika kenyataan hidup kita tidak sesuai dengan keinginan kita. intinya semua yang menimpa kita sudah menjadi rencana allah yang kita tidak tahu akhirnya. Oleh karena itu, kita sekali-kali jangan menyalahkan apapun dan siapa pun kalau kita memperoleh kegagalan dalam menggapai keinginan. Allah mungkin mempunyai rencana yang lebih hebat dibalik kegagalan tersebut. semoga bermanfaat, amin.
Kesendirian Dan Menjadi Diri Sendiri
di
11.32
Diposting oleh
Library STIPAP Medan
0
komentar
Berbicara tentang kesendirian semua
orang pasti pernah merasakan, pernah mengalami dan pernah menginginkan
kesendirian, sebuah keadaan dimana seseorang menginginkan dirinya untuk
berada di suatu tempat yang lebih nyaman dalam sebuah hasrat atau
keinginan jiwa yang ingin mencari ketenangan, bertemankan makhluk selain
manusia , baik dalam kesedihan , kepasrahan , ketundukan dan atau
bahkan keputusasaan.
Setiap
manusia di dunia pasti pernah merasakan atau suatu saat akan merasakan,
sebuah kenyamanan ataupun keinginan untuk hadir dalam sebuah kondisi di
mana kenyamanan tersebut dapat muncul dengan alami,yang dapat dicapai
oleh mereka dengan caranya masing-masing. Kenyamanan dalam kesendirian
itu sendiri hadir ketika kita memasuki “ruang-ruang” di mana adanya
interaksi antara tubuh dan pikiran serta hati yang saling mendukung
dengan keadaan yang ada, sejenak ingin merasakan ketenangan atau mencari
ketenangan.
Hal ini bisa jadi berbeda pada
tiap orang tentang cara menghadirkannya, namun dalam sebuah kesendirian
baik yang dapat menimbulkan rasa nyaman pada area tersebut merupakan
keinginan yang mendasari untuk terciptanya keadaan kesendirian yang
mendukung kenyamanan. meskipun dilain tempat ada juga orang yang nyaman
ketika hadirnya seseorang dengan kondisi yang memungkinkan, atau
ketidakinginan hadirnya orang lain di ruang tersebut untuk menghadirkan
kenyamanan yang ingin dirasakan.
Keterbatasannya ruang-ruang di
mana keinginan untuk nyaman, menyebabkan sebuah kondisi ingin lepas dari
segala beban pikiran yang ada, seperti lepas dari masalah yang ada
ataupun terkadang mempunyai perasaan ingin menghilang dari dunia ketika
merasa sebuah masalah yang membebaninya belum dapat diselesaikan.
Keadaan terganggunya pikiran dengan hadirnya objek lain yang tidak
diharapkan merupakan sebuah inti dari permasalahan keseharian dari
manusia.
Sendiri atau kesendirian bisa jadi solusi yang tepat disaat kita berada dalam situasi yang senang atau pun sedih sedang dilain sisi kita menginginkan adanya sebuah solusi atau jalan keluar untuk menumpahkan perasaan kita. tidak harus kita berhura - hura atau berpesta pora untuk menikmati suatu keadaan baik sedih maupun senang, karena hal tersebut justru akan menambah masalah disaat kita sedih, dan memberi masalah disaat kita senang. sendiri dan mendekatkan diri kepada-Nya, bertasbih memujinya , atau menikmati keindahan ciptaan-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)