• Koleksi Terbaru Perpustakaan
  • Tampilan Internet Free Untuk Pemustaka
  • Ruang baca Perpustakaan
  • Ruang Baca Perpustakaan
  • Ruang Koleksi Umum
  •  Ruang Koleksi Umum
  • OPAC PERPUSTAKAAN STIPAP
  • Ruang Koleksi Referensi
  • Ruang Koleksi Referensi
  • Ruang Baca Referensi
  •  Ruang Baca Referensi
  •  Pelayanan Sirkulasi
  • Telaah Pustaka
  •  Telaah Pustaka
  • Tampilan Depan Perpustakaan
  •  Tampilan Depan Perpustakaan
  •  Persentasi Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara Tahun 2013
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP

Welcome To Blog Library STIPAP Medan

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Library Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan

LIBRARY AWARDS 2014

Perpustakaan Terbaik 2013

Selasa, 20 November 2012

Kenangan Itu Bernama Ibu

0 komentar
Berat hatiku menulis puisi tentang Ibu, karena aku pasti akan mulai menangis. Kenangan tentang Ibu terlalu indah dan tak kan bisa terwakili oleh kata-kata sepuitis apapun. 
Kenangan tentang Ibu terlalu detail, melekat, mendalam sehingga sulit untuk dituliskan apalagi sekedarmelalui puisi. Dari Ibu masih seorang wanita muda yang melahirkanku di usia 35 tahun sebagai anak keenamnya, hingga Ibu yang begitu khusyu, siap, tenang dan tegar menghadapi maut pada 40 hari yang lalu.

Kenangan tentang Ibu adalah kenangan perayaan ulang tahunku yang ke enam, saat itu beliau rela memasak makanannya sendiri demi pestaku yang dirayakan pertamakalinya di TK.

Kenangan tentang Ibu adalah kenangan saat aku sakit campak, semalaman aku digendong agar bisa tidur tanpa raut wajah lelah dan mengantuk sedikitpun.

Kenangan tentang Ibu adalah kenangan Pasar Baru, saat Ibu membelikan sepatu di toko sinar terang, makan bakmi gang kelinci sebagai hadiah aku masuk SMP negeri.

Kenangan tentang Ibu adalah ciuman yang aku terima bertubi-tubi di pipi dan di kening saat aku diterima di U lewat UMPTN.

Kenangan tentang Ibu adalah kenangan Klinik Diabet Nusantara, sebulan sekali Ibu biasa kontrol. Jika gulanya sedang bagus aku slalu bergegas ke cafe lantai 3 membelikan roti keju atau roti abon kesenangan beliau. Dan beliau tersenyum gembira, moment yang sangat membuat diriku sangat berguna sebagai seorang anak yang berbakti kepada ibunda tercinta.

Kenangan tentang Ibu adalah kenangan malam terakhir di saat aku tidur menemaninya di rumah sakit, Biasanya Ibu tidur menghadap langit-langit, tetapi pada malam itu beliau tidur mengahadap kanan seraya menatap diriku yang sedang tidur di kasur bawah. “Ma, belum tidut?”, “Nggak bisa tidur, pengen cepat pulang ke rumah”. Seolah beliau tahu bahwa malam ini malam terakhirnya, maka wajahnya menatapku sementara aku tertidur pulas kelelahan sehabis pulang kerja.Ibu begitu ramah dan ‘welcome’ menghadapi malaikat maut Banyak kulihat orang berada dalam proses sakaratul maut, tapi bagiku proses Ibu adalah yang terindah dan terlembut

Kenangan tentang Ibu adalah pandangannya yang tajam dan menembus jauh di saat menjelang kepergiannya. 3 jam sebelum kepergian beliau, aku pamit pulang untuk mengambil baju dan perlengkapan lainnya, Andai saja saat itu aku tahu, pasti aku akan menemani dan berbincang terakhir dengan beliau, bibiku sempat bilang sebelum kondisi Ibu drop beliau minta dikecup keningnya dan diusap tangannya, hal yang sering aku lakukan saat aku datang menunggu ataupun saat aku akan pergi dari rumah sakit.

Kenangan tentang Ibu adalah di saat aku memandang jasad Ibu yang sudah ditinggalkan ruhnya menuju arsy. Aku telepon satu persatu kakak-kakak, saudara dan kerabat, entah kenapa perasaan ikhlas dan tenang datang menghampiriku sementara justru orang-orang yang aku telepon menangis tersedu-sedu. Semua tidak percaya Ibu pergi begitu cepat, kondisinya memang sudah membaik meski sempat di ICU selama 3 hari, bahkan dokter akan mengijinkan pulang, namun takdir berkata lain. Alloh sayang kepada Ibu dan keluarganya sehingga beliau wafat dalam kondisi yang sehat, bukan di ruang ICU dengan memakai alat-alat Bantu pernafasan.

Kenangan tentang Ibu adalah saat memandikan jenazahnya yang begitu ringan dan singkat. Ibu dulu yang memandikan kami sambil menyanyikan lagu dengan wajah tersenyum. Dan kini kami yang memandikan Ibu sambil mencoba tersenyum dan memanjatkan doa-doa. Kenangan tentang Ibu adalah wajah Ibu yang kembali muda, segar dan cantik sesudah kami mandikan. Seolah semua tanda-tanda bekas sakit..hilang dari wajah Ibuku tercinta. Melihat wajah Ibu yang tersenyum membuat wajahku tersenyum melepas kepergiannya, meskipun di dalam dada ini bergejolak rasanya dan Alhamdulillah ada “bendungan besar” yang mampu menahan jatuhnya air mataku sejak di rumah sakit hingga mencium wajahnya untuk terakhir kali.

Kenangan tentang Ibu adalah kedatangan Ibu di mimpi-mimpiku di saat aku merindukannyaUntuk Ibunda tercinta….
Maafkan aku jika hanya sedikit waktu luang yang kuberikan padamu sementara dirimu mencurahkan seluruh waktumu dari aku lahir hingga saat ini. Maafkan aku yang terkadang kurang sabar menghadapimu sementara hatimu seluas samudra dan slalu memahamiku. Dan benar aku tak bisa berhenti menulis dan menangis…jika tentang Ibuku.Maka seperti biasanya aku akan berdoa untuk menghentikan tangisanku..Allahummaghfirlaha…Ya Allah ampunilah ia…Ibuku tercinta Warhamha…..Sayangilah iaWa’afiha…..Tinggikanlah derajatnyaWa’fu’anha…..Maafkanlah ia Wa laa tahrim ajroha…Jangan halangi balasan pahala untuknyaWa laa taftinna ba’daha….Jangan datangkan fitnah sesudah kepergiannyaWa akrim nuzulaha….Muliakanlah kedatangannya. Wa wasi’ madkholaha….Lapangkanlah jalan masuknyaWannawir quburaha…
Terangilah kuburnyaWaj’al Jannatal matswaha…Dan jadikanlah surga sebagai tempat tinggalnyaWarzuqha…bi Rahmatika ya Arhama Raahimin. Serta berikanlah ia rizki dengan rahmatMu ya Allah yang Pengasih dan PenyayangAir mataku pun berhenti…karena aku yakin Ibu kini berada dalam kesentausaan di sisiNya. Amin   

Ketika Dia Sudah Tua

0 komentar
Ketika Dia Sudah Tua, bukanlah dia yang dulu.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadapnya.
Ketika pakaiannya kotor karena makanan, ketika dia lupa cara memakai pakaian, ingatlah bagaimana dia dahulu mengajarimu.
Ketika dia berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkannya, ketika kau kecil, dia harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali diceritakan agar kau tertidur.

Ketika dia memerlukanmu untuk membantunya, jangan marah padanya, ingatlah sewaktu kecil, ia harus memakai segala cara untuk membantumu.
Ketika dia tak paham dengan hal-hal yang baru, jangan menertawakannya, pikirkan bagaimana dulu dia begitu sabar menjawab setiap "MENGAPA" darimu.
Ketika dia tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahnya, seperti dia memapahmu saat kau belajar berjalan.

Ketika dia lupa akan apa yang dibicarakan, berilah dia waktu untuk mengingatnya.
Sebenarnya baginya, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disampingnya mendengarkannya, dia sudah puas.
Ketika kau memandangnya yang mulai menua, janganlah bersedih.

Mengertilah, dukunglah dia seperti dia menghadapimu ketika kau mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu dia memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temanilah dirinya menjalankan sisa hidupnya.
Beri dia cinta dan kesabaranmu, dia akan memberikan senyuman yang tulus, dalam senyum itu terdapat cinta yang tak terhingga untukmu.

Renungan seorang anak untuk Ibu

0 komentar
Mari kita renungkan bersama..
Kenanglah IBU yang menyayangi kita,
untuk IBU yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi...
Ingatkah kita ketika IBU rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuh kita...









Ingatkah kita ketika jemari IBU mengusap lembut kepala kita??
dan ingatkah kita ketika airmata menetes dari mata IBU kita,
Ketika melihat kita terbaring sakit..

Sesekali jenguklah IBU kita yang selalu menantikan kepulangan kita di rumah tempat kita dilahirkan..
Kembalilah minta maaf pada IBU yang selalu rindu akan senyum kita..

Jangan biarkan kita kehilangan saat-saat yang akan kita rindukan di masa datang ketika IBU telah tiada...

Tak ada lagi yg berdiri di depan pintu menyambut kita.
Tak ada lagi senyum indah..tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya..
Yang ada hanyalah baju yang tergantung di lemari kamarnya..

Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akan kita disetiap hembusan nafasnya.
Kembalilah segera....
Peluklah IBU yang selalu menyayangi kita..
Ciumlah kaki IBU..
Yang selalu merindukan kita.
Dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya...


dan jika ibu mu sudah di surga,

Kenanglah semua cinta & kasih sayangnya... berdoalah agar dia tersenyum di surga sana...
IBU...
Maafkan aku...
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas...

Wahai sobat yang berbakti berikanlah yang terbaik buat IBU mu..
Baik atau buruk,cantik atau jelek..
Ia tetap IBU kita..
Sukses buat kita semua...



"BANTU ADMIN NGE-SHARE  CERITA INI KEPADA ORANG LAIN BISA MELALUI FB ATAU APAPUN, AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA"

Ayah Jangan Menangis

0 komentar


"Ketika kamu menjadi laki-laki dewasa....
dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
AYAH harus melepasmu..
Tahukah kamu bahwa badan AYAH terasa kaku untuk memelukmu?
AYAH hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal AYAH ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang AYAH lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya,dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik nak..”
AYAH melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah AYAH .
AYAH pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan baru,
dan AYAH tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut AYAH adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin AYAH , Ia sangat ingin mengatakan "Iya mas, nanti AYAH belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu AYAH merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
AYAH adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. AYAH akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat
"putra kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Taukah kamu,saat tiba waktumu merajut keluarga baru dan lepas dari tanggung jawab ayahmu,
Dia adalah orang pertama yang merasa lega bahagia dan bangga..
Dan akhirnya....
Saat AYAH melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang wanita yang di anggapnya pantas mendampingimu,
AYAH pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu AYAH pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
AYAH menangis karena AYAH sangat berbahagia, kemudian AYAH berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, AYAH berkata:
"Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putra kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi laki-laki yang sukses dan berwibawa. Bahagiakanlah ia bersama istrinya"

Setelah itu AYAH hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk.
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. AYAH telah menyelesaikan tugasnya.

AYAH kita adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat.
bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal"

Izinkan Aku Mencintaimu Ibu

0 komentar
Izinkan Aku Menciummu Ibu ~ Beberapa waktu yang lalu Blog Library STIPAP pernah share sebuah artikel tentang  IBU yang mengisahkan cinta abadi seorang ibu terhadap anaknya. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan share sebuah cerita cinta seorang ibu juga tetapi dengan cerita yang berbeda. Semoga setelah menyimak cerita ini kalian bisa mengambil banyak pelajaran penting, sehingga kalian menjadi lebih tahu betapa pentingnya peran seorang ibu terhadap hidup kalian nanti.
 

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Jumat, 16 November 2012

Saat Kenyataan Tak Sesuai Dengan Keinginan

0 komentar

Dalam menjalani hidup ini, tidak selama nya semua keinginan kita bisa kita dapatkan dengan mudah. Kadangkala apa yang kita inginkan harus benar-benar berusaha untuk kita gapai. bahkan kadang-kadang apa yang kita inginkan, yang menjadi kenyataan malah berkebalikan dengan keinginan kita tersebut. 



Berikut ini adalah 3 tips yang dapat kita lakukan ketika apa yang kita inginkan berkebalikan dengan kenyataan yang ada.

1. Berpikirlah ini yang terbaik untuk kita Saat kenyataan yang kita peroleh tidak sama dengan keinginan dalam pikiran kita, kita harus yakin bahwa inilah hal yang paling baik untuk kita. Kita tidak akan pernah tahu alur cerita yang telah ditetapkan oleh sang mahakuasa. Karena, segala sesuatu yang menurut pikiran kita baik, boleh jadi justru sebaliknya di mata allah. Kita harus selalu berpikir positif atas apapun yang sedang terjadi menimpa kita. Jangan biarkan satu kegagalan membuat semua impian kita yang lebih besar menjadi hilang. apalagi sampai membuat rasa frustasi yang berlarut-larut.

2.
Bergerak fleksibel Bergerak fleksibel, mengapa harus bergerak fleksibel ? Analogi nya seperti ini, ketika ada badai dan angin topan besar menerjang, tak jarang ada pohon yang memiliki batang yang sangat besar, akar-akar yang besar menjalar di tanah, malah tumbang. Seharusnya tidak tumbang kan, karena pohon tersebut memiliki batang dan akar yang besar. Lalu kenapa bisa tumbang? karena mereka justru tidak kuat menahan beban berat yang ia pikul. Namun cobalah lihat bambu, Karena batangnya yang lentur alias fleksibel, maka bambu dapat bergerak bebas mengikuti arah, dan jarang sekali tumbang Nah, mungkin kita juga seperti itu, Jika kita bertindak dan berpikir dinamis dan juga fleksibel, maka kita akan bisa lebih tahan dalam menghadapi segala macam rintangan dan masalah yang datang menghampiri kita.

3. Siapkan mental pemenang Akan lebih baik jika kemenangan itu kita dapatkan setahap demi setahap. Banyak orang sukses, tapi kemudian mereka terjatuh. Ada yang bangkit lagi, ada yang tidak. Liku hidup setiap manusia tidak sama. Tapi ingatlah satu hal bahwa kesempatan untuk mengagapai apa yang sebenarnya kita inginkan selalu terbuka lebar bagi siapa saja tanpa terkecuali. Saat kita memperoleh kegagalan dalam menggapai keinginan, ada baiknya kita instropeksi diri daripada menyalahkan takdir. Siapa tahu kita memang belum siap untuk menggapai apa yang kita inginkan. Bisa jadi apa yang kita inginkan tersebut hanya akan membuat kita menjadi sombong, dan karena saking sayang nya allah kepada hamba –Nya, Ia tidak mau hamba –Nya berbuat dosa Demikianlah beberapa tips yang bisa kita lakukan ketika kenyataan hidup kita tidak sesuai dengan keinginan kita. intinya semua yang menimpa kita sudah menjadi rencana allah yang kita tidak tahu akhirnya. Oleh karena itu, kita sekali-kali jangan menyalahkan apapun dan siapa pun kalau kita memperoleh kegagalan dalam menggapai keinginan. Allah mungkin mempunyai rencana yang lebih hebat dibalik kegagalan tersebut. semoga bermanfaat, amin.



Kesendirian Dan Menjadi Diri Sendiri

0 komentar
Berbicara tentang kesendirian semua orang pasti pernah merasakan, pernah mengalami dan pernah menginginkan kesendirian, sebuah keadaan dimana seseorang menginginkan dirinya untuk berada di suatu tempat yang lebih nyaman dalam sebuah hasrat atau keinginan jiwa yang ingin mencari ketenangan, bertemankan makhluk selain manusia , baik dalam kesedihan , kepasrahan , ketundukan dan atau bahkan keputusasaan.

Setiap manusia di dunia pasti pernah merasakan atau suatu saat akan merasakan, sebuah kenyamanan ataupun keinginan untuk hadir dalam sebuah kondisi di mana kenyamanan tersebut dapat muncul dengan alami,yang dapat dicapai oleh mereka dengan caranya masing-masing. Kenyamanan dalam kesendirian itu sendiri hadir ketika kita memasuki “ruang-ruang” di mana adanya interaksi antara tubuh dan pikiran serta hati yang saling mendukung dengan keadaan yang ada, sejenak ingin merasakan ketenangan atau mencari ketenangan. 

Hal ini bisa jadi berbeda pada tiap orang tentang cara menghadirkannya, namun dalam sebuah kesendirian baik yang dapat menimbulkan rasa nyaman pada area tersebut merupakan keinginan yang mendasari untuk terciptanya keadaan kesendirian yang mendukung kenyamanan. meskipun dilain tempat ada juga orang yang nyaman ketika hadirnya seseorang dengan kondisi yang memungkinkan, atau ketidakinginan hadirnya orang lain di ruang tersebut untuk menghadirkan kenyamanan yang ingin dirasakan. 

Keterbatasannya ruang-ruang di mana keinginan untuk nyaman, menyebabkan sebuah kondisi ingin lepas dari segala beban pikiran yang ada, seperti lepas dari masalah yang ada ataupun terkadang mempunyai perasaan ingin menghilang dari dunia ketika merasa sebuah masalah yang membebaninya belum dapat diselesaikan. Keadaan terganggunya pikiran dengan hadirnya objek lain yang tidak diharapkan merupakan sebuah inti dari permasalahan keseharian dari manusia.

Adanya sebuah momentum merupakan kata yang tepat untuk menjelaskan sebuah kesendirian, baik itu moment disaat senang maupun disaat sedih, Terjadinya moment tersebut didukung oleh hadirnya kita di dalam sebuah ruang di mana kita dapat berinteraksi dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi jiwa atau pikiran yang secara alamiah dapat terpengaruhi oleh hadirnya hal-hal yang diharapkan, Sehingga perasaan dan sebuah kejadian yang dapat memutarbalikkan pikiran dan perasaan dapat dibangun oleh hadirnya ketenangan pada saat sendiri. Sebuah peristiwa, tragedi atau kejadian yang tidak terduga dalam hidup kita dapat terjadi kapan saja dan di mana saja yang hal tersebutlah yang akan menentukan nasib kita kedepannya.

Sendiri atau kesendirian bisa jadi solusi yang tepat disaat kita berada dalam situasi yang senang atau pun sedih sedang dilain sisi kita menginginkan adanya sebuah solusi atau jalan keluar untuk menumpahkan perasaan kita. tidak harus kita berhura - hura atau berpesta pora untuk menikmati suatu keadaan baik sedih maupun senang, karena hal tersebut justru akan menambah masalah disaat kita sedih, dan memberi masalah disaat kita senang. sendiri dan mendekatkan diri kepada-Nya, bertasbih memujinya , atau menikmati keindahan ciptaan-Nya.