• Koleksi Terbaru Perpustakaan
  • Tampilan Internet Free Untuk Pemustaka
  • Ruang baca Perpustakaan
  • Ruang Baca Perpustakaan
  • Ruang Koleksi Umum
  •  Ruang Koleksi Umum
  • OPAC PERPUSTAKAAN STIPAP
  • Ruang Koleksi Referensi
  • Ruang Koleksi Referensi
  • Ruang Baca Referensi
  •  Ruang Baca Referensi
  •  Pelayanan Sirkulasi
  • Telaah Pustaka
  •  Telaah Pustaka
  • Tampilan Depan Perpustakaan
  •  Tampilan Depan Perpustakaan
  •  Persentasi Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara Tahun 2013
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP

Welcome To Blog Library STIPAP Medan

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Library Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan

LIBRARY AWARDS 2014

Perpustakaan Terbaik 2013

Senin, 21 Februari 2011

2011, IPO BUMN Perkebunan Bisa Dilakukan

0 komentar

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyatakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) BUMN perkebunan kemungkinan bisa digelar pada 2011.


Realisasi BUMN perkebunan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menunggu rampungnya proses pembentukan induk usaha (holding) BUMN perkebunan. “Proses holding berjalan terus. Jadwalnya sudah ada,” kata dia di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, holding BUMN perkebunan dinilai penting sebelum melangkah menuju IPO. Pasalnya, dengan holding BUMN perkebunan, maka kinerja perusahaan perkebunan pelat merah yang berada dalam satu induk usaha tersebut bisa lebih baik sehingga mampu bersaing dengan perusahaan swasta maupun perusahaan luar negeri sejenis. Adapun, jumlah BUMN perkebunan yang akan di-holding sebanyak 15 BUMN, yakni di antaranya PT Perkebunan Nusantara I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Untuk membentuk holding tersebut, dia mengungkapkan, akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menggabungkan seluruh perusahaan itu menjadi holding BUMN perkebunan. “Tahap kedua, akan kita bagi by comodity sehingga lebih fokus. Jadi, nanti ada PTPN sawit, PTPN gula, dan seterusnya,” imbuh dia.

Karena saat ini sudah dalam proses holding, maka realisasi holding tersebut hanya menunggu proses administrasi dan prosedur hukum berupa menunggu rampungnya revisi Peraturan Pemerintah (PP) terkait perubahan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) 15 BUMN tersebut. Mustafa berharap, tahun ini sudah ada kemajuan yang signifikan terkait holding BUMN perkebunan, meski belum seutuhnya rampung.

“Walau belum tentu selesai, tapi saya harap ada proggres signifikan untuk pembentukan holding BUMN perkebunan. Saya lihat kalau holding ini sudah final,” ujar dia. Mustafa menegaskan, setelah holding tahap pertama selesai pada akhir tahun ini atau awal 2011, maka perusahaan perkebunan pelat merah yang tergabung dalam holding tersebut bisa melepas sahamnya ke publik melalui IPO. “Saya belum tahu, 2010 atau awal 2011 (holding tahap I) selesai. Mungkin awal 2012, kita masuk by comodity. Tapi, mungkin tidak perlu menunggu by comodity, kita sudah bisa go public, yang penting sudah holding,” tutur dia.

Sebelumnya, tiga BUMN perkebunan masuk dalam proses IPO, yakni PTPN III, IV, VII. PTPN III menargetkan perolehan dana dari IPO sebesar Rp2 triliun, PTPN IV mencapai Rp3 triliun dan PTPN VII senilai Rp1,5 triliun. PTPN III berencana menggelar IPO lantaran kinerjanya positif. Berdasarkan catatan Kementerian BUMN, PTPN III merupakan PTPN dengan kinerja terbaik dibandingkan BUMN perkebunan lainnya. Pada semester I-2010, PTPN III mencetak laba usaha sebesar 184,78 persen menjadi Rp592,25 miliar dibanding semester I-2009 senilai Rp207,97 miliar.

Kinerja positif tersebut ditopang naiknya penjualan dan menurunnya beban pokok penjualan. Penjualan bersih perseroan pada paruh pertama tumbuh 21,39 persen dari Rp2,01 triliun pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp2,44 triliun pada tahun ini. Sementara itu, beban pokok penjualan menurun 14,24 persen dari Rp374,52 miliar pada semester I-2009 menjadi Rp321,19 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Sementara itu, laba bersih perseroan melonjak 97,79 persen dari Rp210,14 miliar pada semester I-2009 menjadi Rp413,55 miliar pada semester I-2010. Laba bersih ditopang menurunnya rugi kurs dari sebelumnya Rp8,75 miliar menjadi Rp4,49 miliar di akhir Juni 2010. Namun, adanya program holding menyebabkan jadwal IPO ketiga BUMN perkebunan tersebut harus ditunda hingga rampungnya pembentukan holding BUMN perkebunan. Sebagai imbas batalnya IPO untuk mendapatkan dana guna pembiayaan ekspansi dan biaya operasional perseroan, PTPN III berencana menerbitkan obligasi pada tahun ini.

Sementara itu, PTPN VII memilih melakukan sinergi dengan tiga BUMN lain, yakni PT Pupuk Sriwijaya, PTPN III dan PTPN IV  berupa pembangunan pabrik pupuk organik, pengembangan biodiesel dan bioethanol.(fdl)
Best regards,
Fadhil Fraya, AMd
Librarian

STIPAP Medan
fadhil_fraya@yahoo.co.id
http://www.stipap.ac.id/

0 komentar:

Posting Komentar