JAKARTA-Tahun 2011, sasaran pertumbuhan sub sektor perkebunan ditargetkan sebesar 11,03 persen (berdasarkan harga berlaku). Hal ini berarti jauh diatas sasaran pertumbuhan sektor pertanian yang ditargetkan sebesar 3,7%, bahkan juga diatas pertumbuhan makro ekonomi nasional yang diperkirakan berkisar antara 5,5-6%. Demikian dijelaskan oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Achmad Mangga Barani pada rapat sinkronisasi perencanaan pembangunan perkebunan tahun 2011.
Dihadapan seluruh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di provinsi, Direktur dan Kepala UPT (BBP2TP) lingkup Ditjen Perkebunan , Dirjen Perkebunan menjelaskan program dan kegiatan pembangunan perkebunan yang akan dilaksanakan tahun 2011. Menurut Dirjen, program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 hanya satu yaitu:
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN. Sedangkan kegiatan pembangunan perkebunan ada 9 (sembilan) yaitu :
1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim
2) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman rempah dan penyegar
3) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan
4) Dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan sarana produksi
5) Dukungan perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha
6) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
7) Dukungan pengujian, pengawasan mutu dan penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan oleh BBP2TP-Medan.
8) Dukungan pengujian, pengawasan mutu dan penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan oleh BBP2TP-Surabaya dan
9) Dukungan pengujian, pengawasan mutu dan penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan oleh BBP2TP-Ambon.
Dengan adanya kejelasan dan fokus kegiatan untuk masing-masing Direktorat dan Balai Besar tersebut, maka akan lebih mudah mengukur kinerja masing unit kerja eselon II, tegas Dirjen.
Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan, menurut Dirjen, dari 127 jenis komoditas binaan Ditjen Perkebunan, perioritas penanganannya akan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, the, cengkeh, jarak pagar, kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau dan nilam. Sedangkan untuk komofitas lainnya pemerintah daerah didorong untuk memfalitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-masing.
Fokus Pembangunan Tahun 2011
Fokus pembangunan perkebunan tahun 2011 adalah :
1) Revitalisasi Perkebunan
2) Swasembada Gula Nasional
3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati
4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
5) Pengembangan Komoditi Ekspor
6) Pengembangan Komoditi Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (terutama kapas dan
cengkeh) dan
7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Fokus kegiatan ini
dikelompokan sebagai berikut :
Menurut Dirjen, untuk mencapai sasaran pertumbuhan sebesar 11, 03%, diperlukan investasi yang cukup sebesar yaitu Rp 51,730 triliyun. Sumber pendanaan untuk investasi ini diharapkan dari APBN. Dari APBN hanya sebagai pendorong, sekitar Rp 0,978 milyar (1,89%). Sedangkan investasi yang besar itu diharapkan dari APBD, perbankan dan swadaya masyarakat sebesar Rp 50,751 triliyun (98,11%).
Untuk terlaksananya kegiatan pembangunan perkebunan, Dirjen mengharapkan kepada semua jajaran yang menangani perkebunan di pusat dan didaerah untuk berperan aktif mengantisipasi dan mengatasi berbagai issue strategis pembangunan perkebunan yaitu:
1) masalah alokasi sumberdaya lahan
2) harmonisasi peraturan daerah terkait dengan otonomi daerah
3) produktivitas dan mutu produk perkebunan masih rendah
4) masalah SDM dan kelembagaan/organisasi perkebunan
5) efisiensi agribisnis perkebunan
6) masalah akses pekebun terhadap sumber permodalan
7) perubahan iklim global dan 8) liberalisasi pasar global.
Terkait peraturan daerah, Dirjen menginformasikan bahwa ada Perda yang mewajibkan perusahaan perkebunan (PBS) untuk membangun kebun untuk rakyat dengan cuma-cuma dan ada juga Perda yang melarang truk-truk membawa TBS melewati jalan raya. Perda-perda ini tidak tepat yang membuat investor enggan untuk berinvestasi ujar Dirjen. Jika sasaran pertumbuhan perkebunan tahun 2011 ini dapat dicapai, maka akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan pekebun, nilai tukar petani-pekebu, kesempatan kerja dan penerimaan ekspor. Tahun 2011 akan dapat membuka kesempatan kerja baru sekitar 300 ribu TK, pendaptan petani-pekebun meningkat menjadi US$ 1.660/KK/Th/2 Ha dengan nilai tukar petani-pekebun sebesar 106,7 dan penerimaan ekspor US$ 37,52 milyar (fdl).
Fadhil Fraya, AMd
Librarian
STIPAP Medan
fadhil_fraya@yahoo.co.id
http://www.stipap.ac.id/
Librarian
STIPAP Medan
fadhil_fraya@yahoo.co.id
http://www.stipap.ac.id/
0 komentar:
Posting Komentar