• Koleksi Terbaru Perpustakaan
  • Tampilan Internet Free Untuk Pemustaka
  • Ruang baca Perpustakaan
  • Ruang Baca Perpustakaan
  • Ruang Koleksi Umum
  •  Ruang Koleksi Umum
  • OPAC PERPUSTAKAAN STIPAP
  • Ruang Koleksi Referensi
  • Ruang Koleksi Referensi
  • Ruang Baca Referensi
  •  Ruang Baca Referensi
  •  Pelayanan Sirkulasi
  • Telaah Pustaka
  •  Telaah Pustaka
  • Tampilan Depan Perpustakaan
  •  Tampilan Depan Perpustakaan
  •  Persentasi Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara Tahun 2013
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Penghargaan Perpustakaan Terbaik Sumatera Utara
  •  Tampilan Kampus STIPAP
  •  Tampilan Kampus STIPAP

Welcome To Blog Library STIPAP Medan

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Library Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan

LIBRARY AWARDS 2014

Perpustakaan Terbaik 2013

Senin, 21 Februari 2011

Kopi Jadi Prioritas Revitalisasi Perkebunan 2011

0 komentar
Saatnya Kopi Jadi Andalan
Kementerian Pertanian pada tahun depan akan memberikan prioritas pada kopi sebagai komoditas yang termasuk dalam program revitalisasi perkebunan.

Ia menyatakan, saat ini program revitalisasi perkebunan hanya mencakup tiga komoditas utama yakni sawit, karet dan kakao.


"Kopi juga merupakan komoditas strategis untuk ekonomi perdesaan. Oleh karena itu kita akan memasukkan kopi dalam prioritas revitalisasi perkebunan," katanya seperti dilansir dari laman Bisnis.
Menurut dia, dengan memasukkan kopi sebagai komoditas dalam revitalisasi perkebunan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani serta devisa negara dari ekspor produk tersebut.

Suswono menyatakan kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang untuk dikembangkan, apalagi lebih dari 90 persen lahan kopi dimiliki oleh perkebunan rakyat.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian saat ini, produktivitas kopi nasional masih rendah yaitu berada di kisaran 700 kg per hektar per tahun, angka tersebut baru 60 persen dari potensi produktivitas.

Deptan mencatat, jumlah areal kopi di Indonesia pada tahun ini mencapai 1,31 juta hektare dengan perincian areal lahan kopi robusta 1,07 juta hektare (82 persen) dan areal lahan kopi arabika 241.548 (18 persen).
Dari total lahan itu, sebanyak 96 persen dikuasai oleh perkebunan rakyat, sekitar 2 persen adalah perkebunan negara dan 2 persen merupakan milik swasta.
Sebelumnya ketika meninjau Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember Jawa Timur, Mentan menyatakan, ke depan pemerintah akan meningkatkan pengembangan kopi jenis Arabika.

Hal itu, lanjutnya, kopi jenis ini memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari total kopi nasional sehingga diharapkan bisa mengalami peningkatan.
"Selain itu untuk meningkatkan keragaman hayati dan sumber daya alam nasional," katanya.

Selama ini, menurut Suswono, kopi jenis arabika asal Indonesia merupakan produk yang sudah terkenal dan digemari di pasar dunia dengan berbagai jenis produk seperti Toraja coffe, Gayo coffe, Mandailing coffe, Kintamani coffe, Flores coffe ataupun, Java coffe.

Sementara itu untuk kopi jenis Robusta, pemerintah akan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan mutu biji kopi rakyat, peremajaan tanaman serta diversifikasi dan intergrasi perkebunan kopi dengan usaha peternakan sapi. (fdl)
Best regards,
Fadhil Fraya, AMd
Librarian

STIPAP Medan
fadhil_fraya@yahoo.co.id
http://www.stipap.ac.id/

0 komentar:

Posting Komentar